Ø
Ciri khas daerah
Kabupaten Kuningan
mempunyai banyak kecamatan dan karena itulah banyaknya ragam dalam segala hal
di kuningan ini. Yang menjadi khas dari kabupaten kuningan ini seperti kesenian
batiknya yang bernama batik tulis paseban kuningan.
Ciri khas batik Kuningan terletak pada tarikan garis yang kuat pada motifnya. Keunikan lain nampak pada motif yang besar tanpa isen-isen dengan warna gelap seperti itam, biru tua, dan merah hati.
Ciri khas batik Kuningan terletak pada tarikan garis yang kuat pada motifnya. Keunikan lain nampak pada motif yang besar tanpa isen-isen dengan warna gelap seperti itam, biru tua, dan merah hati.
Ø
Keunikan
Keunikan di Kabupaten
Kuningan ini sendiri adalah ada salah satu kesenian dan kebudayaannya yang
berbeda dari daerah sunda bagian barat seperti Cingcowong yang dilalkukan orang pada zaman dahulu untuk
memanggil hujan .Dengan adanya ikan yang disebut sebut sebagai “ikan dewa” yang
terdapat di Cibulan (Taman Nasional
Gunung Ciremai) membuat pariwisata di kabupaten kuningan ini semakin
berkembang .
Dan di kuningan ini
sendiri terdapat banyaknya ragam tempat wisata yang indah dan bersejarah .
Dengan makanan
kuliner serta cinderamatanya membuat kita semakin enggan berpaling dari
kabupaten kuningan yang amat sangat asri ini.
Ø Objek wisata
Di
daerah kuningan ini ada berbagai macam obyek tujuan daaerah wisata ,ada wisata
alam yang terkenal dengan adanya’ Taman Wisata Alam Linggarjati‘,disana
merupakan titik awal pendakian menuju Gunung Ciremai.
Wisata Alam:
·
Cibulan
Wisata Budaya
Wisata Hutan
·
Desa Setianegara
·
Desa Jabranti
Wisata Sejarah
·
Gedung perundingan Linggarjati
Perundingan Linggarjati dilatar belakangi karena pihak
Belanda masih belum mau mengakui kedaulatan Republik Indonesia secara penuh
setelah menyatakan kemerdekaannya tanggal 17 Agustus 1945.
Ø Kebudayaan & Kesenian
Sebagai wilayah yang berada di daerah Priangan timur,
kabupaten Kuningan kaya akan seni budaya Sunda yang khas. Berikut adalah
seni budaya yang berkembang di tengah-tengah masyarakat Kabupaten Kuningan.
Berikut beberapa kesenian dan kebudayaan di
wilayah Kabupaten Kuningan:
1) Sapton dan Panahan Tradisional
|
|||
Secara etimologi dan
historis, bahwa kegiatan Sapton dan Panahan Tradisional adalah acara rutin
setiap hari sabtu setelah kegiatan serba raga (sidang) yang dilaksanakan
disekitar istana kerajaan Kajene (Kuningan) dan mempunyai makna yang dalam
seperti heroisme, ketangkasan berkuda dan panahan dalam bela negara serta
kebersamaan antara pemerintah dengan rakyatnya. Dalam upaya promosi
kepariwisataan daerah dan pelestarian nilai-nilai budaya tradisional
daerah serta memeriahkan hari jadi Kuningan, setiap tahun pada
bulan September diselenggarakan Saptonan dan Panahan Tradisional.
|
|||
2)
Seren Taun
|
|||
Upacara Seren taun
merupakan upacara masyarakat agararis adalah penyerahan hasil panen yang
diterima pada tahun yang akan berlalu serta salah satu media dalam
mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah yang
telah diterima seiring dengan harapan agar dimasa yang akan datang, hasil
panen seluruh anggota masyarakat dapat lebih melimpah lagi.
Penyelenggaraan dimulai dengan upacara ngajayuk (menyambut) pada tanggal 18
Rayagung, kemudian dilanjutkan pada tanggal 22 Rayagung dengan upacara
pembukaan padi sebagai puncak acara, dengan disertai beberapa kesenian
tradisional masyarakat agraris sunda tempo dulu, seperti ronggeng gunung,
seni klasik tarawangsa, gending karesmen, tari bedaya, upacara adat
ngareremokeun dari masyarakat kanenes baduy, goong renteng, tari buyung,
angkulung buncis doodog lonjor, reog, kacapi suling dan lain-lain yang
mempunyai makna dan arti tersendiri, khususnya bagi masyarakat sunda.
|
|||
3) Kawin Cai
|
|||
Upacara Adat Kawin
Cai merupakan tradisi masyarakat Desa Babakanmulya Kecamatan Jalakasana
Kabupaten Kuningan untuk memohon air/turun hujan untuk mengairi lahan
pertaniannya serta kebutuhan hidup lainnya, dilaksanakan apabila terjadi
kemarau panjang atau sangat sulit untuk mendapat air antar bulan September,
dengan mengambil lokasi searah intinya disumber mata air telaga balong Tirta
Yarta pada malam Jum`at Kliwon yang pada pelaksanaannya selain dihadiri dan
diikuti oleh pamong desa. Tokoh masyarakat dan masyarakat desa setempat juga
oleh masyarakat desa tetangga yang lahan pertaniannya terairi atau
memanfaatkan air yang berasal dari sumber mata air telaga/ Balong Dalem Tirta
Yarta. Selesai berdo`a punduh/sesepuh desa mencampurkan air yang diambil dari
mata air telaga/ Balong Dalem Tirta Yarta dengan air yang diambil dari mata
air Cikembulan (Cibulan), inilah istilah yang dipakai masyarakat sebagai
Upacara Adat Kawin Cai yang intinya mengambil barokah air dari dua sumber
mata air.
|
|||
4) Pesta Dadung
|
|||
Seperti lazimnya
kesenian tradisional lainnya kesenian ini tumbuh dan berkembang secara turun
temurun sejak abad ke XVIII. Kesenian ini lahir di kalangan Budak Angon
(Pengembala) yang intinya mengadakan syukuran setelah panen menjelang musim
tanam tiba, sekitar bulan September. Dikatakan “Pesta Dadung” karena media
yang digunakan dalam upacara yang sakral tersebut menggunakan Dadung (tali
pengikat leher Kerbau atau Sapi).
|
|||
5) Sintren
|
|||
Sintren adalah jenis
kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang secara turun temurun sejak ±
tahun 1957. sintren berasal dari kata “ Sasantrian “ yang pada mulanya
kesenian ini adalah merupakan seni hiburan rakyat yang sering di tampilkan
pada sore hari sambil melepas lelah setelah seharian bekerja keras di sawah.
Pada pertunjukannya peran sintren harus dibawakan oleh seorang gadis yang
masih suci (belum adil balig). Begitu pula dengan pawang sintren tidak boleh
diperankan oleh orang sembarangan, akan tetapi harus dibawakan oleh sesepuh
semacam kiyai sehingga peran sintren yang sudah di ikat dalam kurungan akan
dapat berubah memakai pakaian sintren dalam keadaan “Transparan”.
|
|||
6) Cingcowong
|
|||
Cingcowong adalah
salah satu Upacara ritual untuk meminta hujan (zaman dulu)upacara ini
dilakukan pada saat musim kemarau panjang ± 3 bulan tardisi awal Cingcowong
atau uapacara ritual ini dipercayi oleh masyarakat khususnya Kecamatan
Luragung setiap datag kemarau upacara ritual Cingcowong selalu dilaksanakan
agar lahan pertanian mereka terhindar dari kemarau dan turrun hujan.
|
Ø Kuliner
Untuk
kuliner di daerah kuningan ini sangatlah beragam ,hampir sama jenisnya seperti
masakan sunda pada umumnya seperti
1)
Peyeum yang terbuat dari tape ketan.
2) Nasi
Kasreng yaitu nasi bungku ciri khas daerah Luragung
3)
Golono yaitu gorengan khas daerah Luragung
4)Ketempling
rengginang
5)
Kupat tahu dan
6) Gaplek
Luragung serta
7) Raragudig
Di
Kabupaten Kuningan ini sendiri tempat kuliner yang cukup terkenal adalah kupat tahu ma’
iroh yan berada di jalan otista pusat
kota kuningan ini dengan harga yang cukup terjangkau yaitu Rp.8000 saja satu
porsi.
Disamping adalah kupat tahu ma’iroh yang
merupakan salah satu kuliner khas
kuningan
|
Cinderamata:
·
Batu Ony
·
Batu Granit
·
Suiseki
·
Bonsai
·
Cincin
·
Peti Antik
·
Calung
Anisa Wahyu Utami
0 komentar:
Posting Komentar