Lambang dari Kabupaten Sukabumi |
Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu
kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Ibukota Kabupaten Sukabumi adalah Palabuhanratu.
Kabupaten Sukabumi berbatasan langsung dengan Kabupaten Bogor di sebelah utara,
Kabupaten Cianjur di sebelah timur, Samudra Hindia di bagian selatan dan
Kabupaten Lebak di sebelah barat. Menurut website Wikipedia, Kabupaten Sukabumi
adalah kabupaten yang paling luas di Pulau Jawa. Luasnya mencapai 4.128km2.
Kota Sukabumi merupakan salah satu kota yang mempunyai luas wilayah paling kecil di Jawa
Barat. Kota Sukabumi merupakan kota yang
terletak di kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango yang ketinggiannya mencapai
584m di atas permukaan laut. Kota Sukabumi terletak sekitar 120km arah selatan
Jakarta dan sekitar 96km sebelah barat dari Bandung. Kota Sukabumi berbatasan
secara langsung dengan Kabupaten Sukabumi disekelilingnya. Wilayah Kabupaten
dan Kota Sukabumi yang dekat dengan pegunungan membuat keduanya menyimpan
banyak potensi wisata.
1. Sejarah
Pada awalnya daerah Kabupaten Sukabumi saat ini ada dibawah Kabupaten Cianjur pada masa Pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, yang merupakan bagian dari Karesidenan Priangan (Residentie Preanger Regentschappen). Di tahun 1776 Bupati Cianjur keenam Raden Noh Wiratanudatar VI membentuk sebuah kepatihan bernama Kepatihan Tjikole yang terdiri dari beberapa distrik yaitu distrik Goenoengparang, distrik Tjimahi, distrik Tjiheoelang, distrik Tjitjoeroeg, distrik Jampangtengah, dan distrik Jampangkoelon dengan pusat pemerintahan di Tjikole (sekarang bagian dari Kota Sukabumi).
Di
tanggal 13 Januari 1815, Kepatihan Tjikole berganti nama menjadi Kepatihan
Soekaboemi. Nama Soekabumi diusulkan oleh Dr. Andries de Wilde, seorang ahli
bedah yang mempunyai usaha perkebunan kopi dan teh di daerah Soekaboemi. Asal
nama "Sokaboemi" berasal dari Bahasa Sansekerta soeka,
"kesenangan, kebahagiaan, kesukaan" dan bhoemi,
"bumi, tanah". Jadi "Soekabumi" memiliki arti "tanah
yang disuka".
Kabupaten
Sukabumi sendiri mulai berdiri sejak ditetapkan berdasarkan Besluit Gubernur
Jendral Dirk Fock tertanggal
25 April 1921 no. 71 dimana dijelaskan status Soekaboemi sebagai Kabupaten (Afdeling)
tersendiri yang terpisah dari Kabupaten Tjianjoer, mulai berlaku sejak 1 Juni
1921. Bupati pertamanya adalah R. A. A. Soerianatabrata, Patih terakhir dari
Kepatihan Soekaboemi. Di tahun 1923, Karesidenan Priangan dimekarkan menjadi
tiga bagian yaitu West Preanger (Priangan
barat) berpusat di Soekaboemi, Midden Preanger(Priangan
tengah) berpusat di Bandoeng dan Oost Preanger (Priangan
timur) berpusat di Tasikmalaya. R. A. A. Soerianatabrata sendiri memerintah
sampai tahun 1930.
Bupati
kedua Kabupaten Soekabumi adalah R. A. A. Soeriadanoeningrat yang memerintah
sampai masa pendudukan Jepang. Terjadi perombakan pembagian administratif di
wilayah Jawa Barat pada masa pemerintahannya. Dibentuk 5 Karesidenan baru di
Jawa Barat, yaitu Residentie Bantam Regentschappen (Karesidenan
Banten), Residentie
Batavia Regentschappen (Karesidenan Batavia), Residentie
Boeitenzorg Regentschappen (Karesidenan Boeitenzorg/Bogor), Residentie
Tjirebon Regentschappen (Karesidenan Tjirebon) danResidentie
Preanger Regentschappen (Karesidenan Priangan). Kabupaten
Soekaboemi yang sebelumnya merupakan bagian dari Karesidenan Priangan barat
untuk selanjutnya dimasukkan sebagai bagian dari Karesidenan Boeitenzorg,
karena itu wilayah Kabupaten dan Kota Sukabumi saat ini memiliki plat nomor
kendaraan F.
Setelah
Jepang menaklukkan Hindia-Belanda pada 8 Maret 1942, dikeluarkanlah UU no. 27
tahun 1942 tentang perubahan Tata Pemerintahan Daerah pada tanggal 5 Agustus
1942. Karesidenan (Residentie Preanger Regentschappen) berganti nama
menjadiSyukocan dan kepala daerahnya disebut Syukocanco.
Kabupaten (Afdeling) berganti nama menjadi Ken dan
kepala daerahnya disebut Kenco. Kenco
pertama Soekaboemi masih R. A. A. Soeriadanoeningrat. R. A. A.
Soeriadanoeningrat sendiri wafat di tahun 1942 dan digantikan oleh R. Tirta
Soeyatna sebagai Kenco kedua.
Setelah
Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, dilaksanakan pertemuan
Musyawarah oleh tokoh-tokoh seperti Mr. R. Syamsoedin, Mr. Haroen dan Dr. Aboe
Hanifah yang menyepakati akan mengirimkan delegasi ke Karesidenan Boeitenzorg
untuk mendesak pelaksanaan serah terima kekuasaan dari Jepang ke Indonesia.
Apabila gagal, disepakati juga akan diadakannya aksi massa pada tanggal 1
Oktober 1945 yang terdiri dari Badan Keamanan
Rakyat, Kepolisian, KNID, Alim Ulama dan Utusan daerah.
Setelah
diumumkan pada tanggal 1 Oktober 1945 dimana perundingan di Boeitenzorg
mengalami kegagalan, massa pun hari ini juga melakukan aksi mengurung kantor
Kempetai untuk membebaskan seluruh tahanan politik dan menyita seluruh persenjataan
didalamnya. Di Lapangan Victoria (Sekarang Lapangan Merdeka Kota Sukabumi)
bendera Jepang diturunkan dan diganti dengan bendera Merah Putih secara resmi.
Kantor-kantor pemerintahan pendudukan Jepang juga direbut pada hari itu juga.
Hanya dalam beberapa hari seluruh Kabupaten Sukabumi telah dapat dikuasai oleh
Pemerintah Republik Indonesia. Terjadi penggantian besar-besaran para pejabat
Kewedanaan dan Kecamatan yang tidak pro-kemerdekaan dengan tokoh-tokoh yang
pro-kemerdekaan.
Setelah
berada dibawah kendali Pemerintahan Republik Indonesia, pada akhir 1945 Mr.
Haroen diangkat sebagai Bupati Sukabumi pertama paska-kemerdekaan, sedangkan
Mr. R. Syamsoedin diangkat menjadi Walikota Kota Sukabumi. Istilah-istilah
administratif pemerintahan Jepang sendiri diganti dengan Istilah Indonesia,
seperti Ken yang
diubah menjadi Kabupaten. Tanggal
1 Oktober pun ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Sukabumi.
2. Alam
Kabupaten
Sukabumi memiliki luas 4.128 km²,dan
Kabupaten Sukabumi adalah Kabupaten terbesar di Pulau Jawa. Keindahan alam di
Kabupaten Sukabumi pun sangat melimpah. Batas wilayah Kabupaten Sukabumi 40 % berbatasan
dengan lautan dan 60% merupakan daratan. Beberapa puncak gunung terdapat di
bagian utara, diantaranya: Gunung Halimun (1.929 m), Gunung Salak (2.211 m), dan yang tertinggi
adalah Gunung Gede (2.958). Ada juga beberapa pantai
di Kabupaten Sukabumi, salah satunya ialah Pelabuhan Ratu yang terkenal dengan
keindahan alam bawah lautnya. Suhu di Kabupaten Sukabumi berkisar 15º - 30º
Celsius, dan tipe iklim B (Oldeman) dengan curah
hujan rata-rata tahunan sebesar 2.805 mm dan hari hujan 144 hari. Suhu udara
berkisar antara 20 - 30 derajat C dengan kelembaban udara 85 - 89 persen. Curah
hujan antara 3.000 - 4.000 mm/tahun terdapat di daerah utara, sedangkan curah
hujan antara 2.000 - 3.000 mm/tahun terdapat dibagian tengah sampai selatan
Kabupaten Sukabumi.
3. Kebudayaan & Kesenian
Ada beberapa acara yang diadakan
setiap tahun di Kabupaten Sukabumi ini.
Pesta Nelayan Pelabuhanratu
Satu upacara yang tidak boleh
Anda lewatkan selama di Sukabumi adalah Pesta Nelayan Palabuhanratu. Sebagai
salah satu acara ritual masyarakat nelayan Palabuhanratu, inti dari pesta ini
adalah persembahan rasa syukur atas segala rahmat yang diberikan oleh Tuhan
Yang Maha Esa. Dalam acara ini, wisatawan dapat menyaksikan acara ritual berupa
tari-tarian yang mengiringi sepasang raja dan ratu yang diarak di atas pedati
sebagai simbol penguasa Ratu Pantai Selatan. Sedangkan acara puncaknya adalah
pelepasan ribuan Tukik ( anak penyu ) ke dalam laut.
Upacara Seren Taun
Seren Taun, yang dilaksanakan
setiap bulan Agustus, merupakan upacara peyerahan hasil bumi berupa padi yang
diperoleh dalam kurun waktu satu tahun untuk disimpan di ‘leuit’. Tujuan dari
upacara ini adalah sebagai ungkapan rasa syukur, rasa hormat, serta ungkapan
terima kasih kepada Tuhan YME dan Dewi Sri atas panen yang telah diperoleh.
Pada hari pelaksanaan, Anda akan melihat barisan peserta upacara yang berangkat
bersama-sama dari sebuah lapangan terbuka ke depan Leuit Si Jimat. Barisan itu
antara lain ujungan/gebotan, juru rajah, pembawa pare bapa dan pare indung,
pemungut padi yang tercecer, pembawa rengkong, alat-alat lembur, dan kesenian
tradisional yaitu toleat, dogdog lojor, jipeng, angklung gubrag, dan ujungan.
Upacara ini dimulai dengan ‘ngukus’ (membakar kemenyan), kemudian ‘ngadiukeun
pare’ (memasukkan padi ke leuit) yang dilakukan oleh Abah dan Ema Anom,
pembantu utama Abah dan Istri, serta dua orang saksi. Sebuah upacara yang
sangat menarik untuk dilewatkan begitu saja.
Upacara Labuh Saji
Upacara Labuh Saji
Berlokasi di Kelurahan
Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, dilaksanakan setiap tanggal 6 April (Hari
Nelayan). Labuh (melabuh/menjatuhkan ) sesajen ke laut dengan harapan agar
hasil tangkapan berlimpah setiap tahun dan memelihara hubungan baik
dengan Nyi Roro Kidul. Dahulu sesajen yang digunakan berupa
kepala kerbau/kambing, namun sekarang diganti dengan menaburkan benih ikan,
benur (bibit udang), dan tukik (anak penyu) ke tengah teluk Pelabuhanratu.
Tukik dan sidad adalah wujud kesuburan laut. Untuk itulah, nelayan
menebarnya ke laut dengan harapan laut Palabuhanratu tetap subur dan memberikan
banyak ikan bagi setiap nelayan yang turun ke laut.
Ada juga tarian-tarian yang
berasal dari Sukabumi. :
4. Keunikkan
Keunikkan dari kabupaten Sukabumi
yang tidak dapat di temukan di kabupaten-kabupaten yang ada di Jawa Barat ialah
semua wisata dari wisata alam pantai, gunung, wisata religi, wisata pendidikan,
wisata kuliner, dll ada. Bisa dikatakan Kabupaten Sukabumi termasuk dalam
“paket komplit” dalam urusan objek wisata. Jadi dengan datang saja ke Kabupaten
Sukabumi kita dapat merasakan semuanya.
5. Objek Wisata
·
Air Panas
Cipanas, Cisolok
Pemandian air
panas Cipanas, yang terletak di Desa Cisolok, Kecamatan Cisolok, Kabupaten
Sukabumi yang berjarak sekitar 20 km arah barat Pelabuhan Ratu, ibukota
Kabupaten Sukabumi.Mengunjungi kawasan wisata Teluk Pelabuhan Ratu tak akan
lengkap kalau tak mampir ke pemandian air panas. Jika Anda sedang beruntung,
dapat menyaksikan perimata khusus, yaitu kera dan lutung yang bergelantungan di
pohon-pohon di sekeliling lokasi pemandian air panas itu.
·
Pantai
Cibangban
Terletak di Desa Pasirbiru Kec. Cisolok /
+/- 20 km dari Pelabuhanratu. Obyek
wisata ini terletak kurang lebih 10 Km setelah Pantai Samudera. Pantai cibangban sangat cocok untuk pengunjung yang suka berenang di
lautan di karenakan ombak yang sangat kecil air nya bersih juga laut nya yang
landai, memungkinkan pengunjung menikmati udara pantai sambil berenang.
·
Sungai Citarik
Sungai Citarik, Terletak di
kecamatan Cikidang, Sukabumi. sekitar 75 km dari kota Bogor. Citarik dipilih
jadi lokasi outbond karena kawasan ini memiliki daya tarik wisata air yang
menarik dan menantang. Ada beberapa permainan outbond yang ditawarkan
diantaranya arung jeram, paintball (simulasi tempur), badui camp, panjat
tebing, trekking, flying fox, dan lain-lain.
Curug Cibereum
Terletak di kawasan wisata alam ”Pondok Halimun/PH” di hulu
Sungai Cipelang, tepatnya di Desa Perbawati dan Desa Sundajaya Girang Kecamatan
Karawang,Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa
Barat. Curug Cibeureum ini memiliki ketinggian
terjunan air 54 meter dan berada di kawasan konservasi Taman Nasional Gunung
Gede Pangrango (TNGP), dengan
ketinggian sekitar 1050 meter dari permukaan laut (dpl).
Vihara
Widhi Sakti
Vihara Widhi Sakti terletak di
Jalan Pajagalan. Letaknya yang di pertigaan jalan sehingga bagian samping kanan
bangunan berada di tepi Jalan Lettu. Sobri. Secara administratif, vihara ini
masuk dalam wilayah Kelurahan Nyomplong, Kecamatan Warudoyong. Selain sebagai
tempat beribadah, di vihara ini sering dilakukan kegiatan seni budaya yang
bernuansa Tionghoa. Salah satu contoh kegiatan adalah kesenian barongsay secara
berkala berlatih dan ditampilkan di tempat ini.
·
Museum Palagan Bojongkokosan
Museum Palagan Bojongkokosan
merupakan kebanggaan bagi masyarakat Sukabumi, sebagai tanda peringatan dan
rasa hormat pada para pahlawan yang gugur pada “Peristiwa Bojongkokosan”. Peristiwa
yang terjadi pada tanggal 9 Desember 1045 adalah pertempuran antara para
pejuang Sukabumi dengan Sekutu Inggris serta NICA (Belanda) yang ingin
mengembalikan penjajahannya di Indonesia.
Lokasi dan Lingkungan Kampung
Gede Kasepuhan Ciptagelar adalah sebuah kampung adat yang mempunyai ciri khas
dalam lokasi dan bentuk rumah serta tradisi yang masih dipegang kuat oleh
masyarakat pendukungnya. Masyarakat yang tinggal di Kampung Ciptagelar disebut
masyarakat kasepuhan (masyarakat kolot).
Nah, itu sedikit informasi tentang Kabupaten Sukabumi, begitu kaya kan Indonesia itu? Maka dari itu ayo kita sebagai bangsa Indonesia harus mencintai Indonesia :)
Referensi
:
·
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sukabumi
· http://disparbud.jabarprov.go.id
· http://sukabumi-newbi-creation.blogspot.com/2012/07/pantai-cibangban.html
· http://www.magnetadventure.com/plg2/
· http://senidanbudayakabupatensukabumi.blogspot.com/
· http://kpmpt.sukabumikota.go.id/index.php/id/home/sukabumi
· http://disparbud.jabarprov.go.id
· http://sukabumi-newbi-creation.blogspot.com/2012/07/pantai-cibangban.html
· http://www.magnetadventure.com/plg2/
· http://senidanbudayakabupatensukabumi.blogspot.com/
· http://kpmpt.sukabumikota.go.id/index.php/id/home/sukabumi
Refanny Mayta Novilia & Meuthia Rizky Utari
0 komentar:
Posting Komentar