Belawa
Belawa
adalah salah satu tempat wisata yang mempunyai suatu keunikan di desa Belawa
kecamatan Sedong kabupaten Cirebon, lokasi Belawa ini berjarak 25 km dari Kota
Sumber. Di Belawa ini kita bisa merasakan interaksi kepada binatang yang
bertempurung atau bisa disebut dengan kura-kura yang berciri khusus di punggung
dengan nama latinnya ‘Aquatic Ortilia Norneensis’. Para wisatawan berkunjung
kesana anda bisa melihat pemeliharaan tukik (kura-kura yang masih kecil)
sekitar 200 tukik disana.
Sejarah
kura-kura Belawa pada jaman dulu ada seorang pemuda yang bernama Jaka Saliwah
yang berarti Jaka itu lelaki/pemuda dan sedangkan saliwah berarti tidak sama
tidak satu warna). Wajah Jaka Saliwah ini berwarna putih dan hitam, karena
pemuda itu merasa sedih mempunyai wajah yang berbeda dan dengan segala cara
pemuda ini berguru kepda Syekh Datuk namun tidak kunjung sembuh. Maka itu Jaka
merasa kecewa dan menyobek Al-Quran (Kitab Suci agama Islam), dan sobekan
Al-Quran itu di buang ke mata air dan tiba-tiba berubah menjadi hewan
kura-kura. Akhirnya, Jaka Saliwah tersadar dan membasuh mukanya di mata air
tersebut dan hilanglah penyakit dari mukanya Jaka Saliwah.
Wisata
Belawa mempunyai kolam kura-kura yang berepresentatif seperti, kolam tukik,
kolam kura-kura dewasa, dan kolam khusus untuk pengembangan.
Hutan Plangon
Hutan
Plangon atau Plangon berasal dari kata tegal klangenan yang artinya sebuah
tempat atau bukit untuk menenangkan diri. Sekitar abad ke-4 ada dua orang
pangeran yang bernama Pangeran Panjunan dan Pangeran Kajaksan untuk mencari
tempat tenang dan untuk tempat pemecahan masalahkehidupan yang sedang di
hadapi. Akhirnya kedua orang tersebut menemukan sebuah bukit yang terletak di
sebelah barat kota Cirebon yang dianggap sebagai tempat yang paling cocok untuk
melaksanakan maksud tersebut. Kedua orang pangeran yang konon masih keturunan
dari Bagdad naik ke atas bukit, dalam perjalanan ke atas bukit kedua Pangeran
itu dihadang oleh penjaga hutan Plangon yang bernama Pangeran Arya Jumeneng
kedua pangeran dari Bagdad itu dapat memenangkan pertarungan. Akhirnya ketika
sampai di atas bukit kedua Pangeran itu membuat tempat peristirahatan yang
akhirnya sampai sekarang menjadi tempat makam kedua Pangeran tersebut.
Plangon salah satu objek wisata plangon berlokasi di Desa Babkan Kecamatan
Sumber 10 km dari kota Cirebon. Para wisatawan bisa melihat Tempat wisata yang berpanorama
alam indah yang dihuni oleh sekelompok kera liar. Selain itu tempat wisata ini terdapat juga makam
Pangeran Kejaksan dan Pangeran Panjunan. Di tempat wisata ziajarah ini bisa di datangi pada saat masa ziarah Plangon tanggal 2 syawal, 11
Dzulhijjah dan 27 Rajab. Ada makam Pangeran
Kejaksan dan Pangeran Panjunan, Untuk pengembangan wisata ini
meliputi lahan sekitar 10 Ha dan status
tanah ini milik Kesultanan. Kapasitas pengunjung bisa sampai sekitar
58.000 pengunjung/tahun.
Tapi mitos kera tersebut ini tidak
diketahui jelas berasal dari mana, menurut mitos kera ini adalah binatang
peliharaan seorang Pangeran Panjungan dan Pangeran Kajaksan. Ketika ditemukan
di Hutan Plangon sudah ada disana. Setiap pengunjung yang berkunjung kesana
harus membawa makanan untuk diberikan kepada kera-kera yang berada di Hutan
Plagon, tetapi pengunjung yang tidak memberikan makanan untuk para kera-kera
tersebut maka kera-kera ini tidak segan untuk mengambil makan kepara pengunjung
yang berkunjung kesana.
Ini adalah gambar pada saat para pengunjung
memberi makan kera-kera dan kera-kera yang sedang
berkeliaran di tempat wisata tersebut
Ini adalah gambar pemakaman yang ada di
Hutan Plangon
Di Hutan Plangon ini mempunyai tiga
ekor kera-kera yang berkeliaran di lokasi wisata ala mini, kalau yang berada
diluar khususnya dipinggir jalan itu berupa kelompok kera-kera yang utama
sekitar 100 ekor, yang kedua berada dilokasi pemakaman yang berada di Hutan
Plangon dan yang terakhir berada dilokasi bagian dalam hutan tersebut. Bagi
para wisatawan yang baru ke Hutan Plangon kemungkinan sedikit merasa seram,
tetapi ketahui bahwa Hutan Plangon ini adalah salah satu tempat wisata alam dan
salah satu tempat wisata ziarah yang membuat para wisatawan pensaran. Karena
para wisatawan akan di sambut oleh kera-kera dan akan di sambut oleh banyak
anak tangga yang menelusuri bukit. Semakin keatas dimana dipuncak bukit akan di
sambut oleh masing-masing jawara kera yaitu, Si Acing, Si Bondol, Si Werman, Si
Mandor dan Si Swing.
Kampung Batik Trusmi
Kampung Batik Trusmi adalah salah
satu pusat industri dari pembuatan batik dan wisata kuliner yang berda di
Cirebon. Tidak hanya wisatawan local yang dating kesana, tetapi para pelancong
dari berbagai mancanegara seperti Jepang, Amerika, Australia dan lain-lain.
Kampung Batik Trusmi ini terletak
di Kecamatan Plered di Kabupaten Cirebon, yaitu, sekitar 4 km dari Kota Cirebon
kearah barat menuju Kota Bandung. Di Kampung Batik Trusmi dan sekitarnya
terdapat 3000 tenaga kerjaatau pengerajin batik. Tenaga kerja batik tersebut berasal dari beberapa
daerah yang ada di sekitar desa Trusmi, seperti dari desa Gamel, Kaliwulu,
Wotgali, dan Kalitengah. Di Desa Trusmi dan Panembahan, dapat dijumpai banyak home industry yang menjual batik khas Cirebon.
Sentra batik ini akan lebih ramai pada akhir pekan oleh pembeli yang datang
dari luar kota dan luar negeri. Motif batik yang terkenal dari kawasan ini
adalah motif Mega Mendung.
Motif Batik Megamendung
Kisah dari membatik Desa Trusmi ini berawal dari peranan Ki
Gede Trusmi dia adalah seorang pengikut setia Sunan Gunung Jati ini mengajarkan
seni membatik sembari menyebarkan Islam.sampai sekrang makam Ki Gede masih
terawat baik, setiap tahun dilakukan upacara khidmat, upacara Ganti Welit (atap
rumput) dan Ganti Sirap setiap empat tahun. Di sepanjang jalan utama Kampung
Batik Trusni berjarak 1,5 km sampai Panembahan, saat ini banyak kita jumpai puluhan showroom batik. Berbagai nama toko batik atau Berbagai papan nama showroom nampak
berjejer menghiasi setiap bangunan yang ada di tepi jalan, munculnya berbagai toko ini
tidak lepas karena permintaan atau penjualan yang tinggi terutama bagi wisatan
dari luar kota dan mancanegara.
Batik yang di produksi oleh Batik Trusni ini menjadi salah
satu ikon batik yang di koleksi oleh kain naisonal. Batik dari Cirebon sendiri
termasuk dari pesisir, namun ada juga dalam golongan batik keraton. Hal ini dikarenakan Cirebon memiliki
dua buah keraton yaitu Keratonan Kasepuhan dan Keraton Kanoman. Yang konon jaman dulu sejarah dari dua keraton
ini muncul dari beberapa desaign batik Cirebonan klasik hingga saat ini masih
dikerjakan sebgian besar masyarakat Desa Trusmi di antaranya Mega Mendung,
Paksinaga Liman, Patran Keris, Patra kangkung, Singa paying, Singa barong, Banjar Balong, Ayam Alas, Sawat Penganten,
Katewono, Gunung Giwur, Simbar Menjangan, Simbar Kendo, dan lain-lain.
Batik
juga dulu pernah di akui oleh Negara tetangga Indonesia yaitu Malysia, maka
masyarakat Indonesia sudah lebih sering batik karena ingin lebih
mengidentitaskan batik adalah original dari Indonesia. Dulu batik hanya di
pakai di tempat tertentu seperti kondangan/pesta perkawinan dan acara hari raya
besar di Indonesia. Salah satunya tempat yang memproduksi batik tersebut berada
di kabupaten Cirebon, banyak sekali di Desa Trusmi ini penghasil batik rumahan
atau masih termaksuk penghasil keluarga batik. Berbagai macam batik ada seperti
batik yang di sablon itu harganya lebih murah dari batik tuli yang mahal,
karena prosesnyapun lebih lama.
Pasar
Kue Setu
Nama Pasar Kue Setu ini terletak di
Plered. Kue-kue yang dijual sudah hamper ke seluruh Indonesia dan kebayakan
berupa cemilan ini di produksi oleh industri rumahan di Desa Setu dan
sekitarnya. Cemilan khas Cirebon ini sangat cocok
dijadikan sebgai oleh-oleh yang mayoritasnya bernama unik-unik diantaranya,
kerupuk kulit kerbau/rambak, kerupuk melarat, kerupuk geol, kerupuk upil,
kerupuk gendar, kerupuk jengkol, jagung marning, rengginang mini, emping,
kelitik, kue atom, maypilow, kembang andul, ladu, simpil, gapit, otokowok,
opak, welus, sagon, dan masih banyak lagi. Di sekitar Plered ini banyak pula
ditemui penjual sandal karet, yang penjualannya sudah menyebar ke seluruh
nusantara.
Banyu
panas Palimanan
Tempat
Obyek Wisata ini terletak di Kecamatan Palimanan sekitar 16 km dari Cirebon kearah
Bandung, merupakan tempat wisata pemandian air panas dengan kadar belerang yang
di percaya sampai sekarang bias menyembuhkan penyakit kulit. Pemandian air
panas ini ada di sekitar bukit Gunung Kapur Gunung Kromong yang mempunyai keistimewaan
mata air selalu berpindah pindah.
Situ
Sedong
Terletak
di desa Sedong sekitar 26 km dari arah pusat Ibukota Sumber, dengan luas lahan
62,5 Ha. Selain mempunyai panorama yang indah,situ ini juga di sebut pula situ
pengasingan yang merupakan tempat rekreasi air dan pemancingan. Tempat ini
belum banyak di kunjungi oleh para wisatawan, karena belum banyak yang tahu
bahwa di kabupaten Cirebon ini ada panorama keindahan yang bias memancing juga.
Wanawisata
Ciwaringin
Hutan
wisata yang menampilkan keindahan alam dan banyak ditumbuhi oleh pohon kayu
putih. Wanawisata Ciwaringin menyediakan lokasi bagi para penggemar jalan kaki
dan arena motor cross, di lokasi ini juga terdapat danau Ciranca bagi penggemar
memancing. Yang berlokasi di desa Ciwaringin Kecamatan Ciwaringin, 17 Km dari
Ibukota.
Situ Patok
Situ
Patok memiliki luas sekitar 175 Ha yang terletak di Desa Setu Patok sekitar 6
km dari kota Cirebon kea rah tegal. Tempat wisata ini mempunyai obyek wisata
panorama indah ini juga menyediakan tersedianya sarana rekreasi air dan
pemancingan. obyek wisata ini selain mempunyai panorama indah juga tersedia
sarana rekreasi air dan pemancingan. Lokasi ini berpotensi untuk di kembangkan
sekitar lahan 7 Ha, dengan status tanah negara . Prasarana yang di perlukan
pembuatan dermaga, pengadaan perahu motor dan sarana pemancingan. serta
pembangunan rumah makan yang artistik. Jalan ke arah lokasi cukup baik dan
lebar, jaringan aliran listrik sudah tersedia dan saat ini minat masyarakat
untuk mengunjungi wisata ini cukup banyak.
Taman
Wisata Siwalk
Taman
Wisata Siwalk ini berada di daerah setupatok kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon.
Taman Wisata ini menyediakan berbagai macam fasilitas untuk berwisata disamping
disuguhi oleh pemandangan dari Situ Patok. diantara lain tempat wisata yang
disediakan di Taman Wisata Siwalk tersebut adalah Pondok Wisata, Golf Driving,
Swimming Pool, Waterboom, Tempat Pemancingan, Terapi Ikan, Paintball, Outbond,
Flyingfox, Atv Off Road, Family Off Road, Perahu boat.
Gambar
ini adalah peta yang menunjukkan Taman Wisata Siwalk
Makam
Sunan Gunung Jati
Makam Sunan Gunung Jati adalah satu tempat
wisata religi yang dulunya salah satu diantar Sembilan orang penyebar agama
islam di Indonesia yang terkenal di Pulau Jawa dengan sebutan yaitu Wali Sanga.
Wali Sanga adalah cucu dari seorang yang bernama Imam Husain. Pada masa
kejayaannya Sunan Gunung Jati dikenal juga sebagai pemimpin rakyat karena
beliau pernah menjadi raja di Kasultanan Cirebon pada masa itu, bahkan sebagai
Sultan pertama Kasultanan Cirebon yang dulunya Keraton Pakungwati.
Lokasi Kompleks
Makam Sunan Gunung Jati memiliki lahan seluas 5 Ha, terletak di Desa Astana,
Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon. Jaraknya kira-kira 3 km sebelah utara
Cirebon. Selain tempat utama untuk peziarah, kompleks ini juga dilengkapi
tempat pedagang kaki lima, alun-alun, lapangan parkir, dan fasilitas umum lain.
Makam Sunan Gunung Jati mempunyai 2 kompleks diantaranya, Kompleks Makam Sunan
Gunung Jati yang berada di Gunung Sembung yang terdiri dari 500 makam yang
terletak di sebelah barat Jln. Raya Cirebon-Karangampel-Indramayu. Dan yang
kedua berada di Kompleks Makam Syekh Dathul Kahfi di Gunung Jati, berada di
timur jalan raya.
Sesampainya
para wisatawan disana akan di sungguhkan dengan berbagai aroma wangi bunga yang
berada di pemakm tersebut. Disana harus melepas alas kaki dan disana juga harus
mengisi buku tamu lalu memberikan sumbangan sukarela untuk mengurus pemakaman yang
menjadi tempat obyek wisata. Makam Sunan Gunung Jati berada di ketinggian 20
meter yang berda di pintu ke-9, di sebelah barat serambi muka ada Lawang Mergu,
diperuntukkan bagi para peziarah Tiong Hoa yang ingin berdoa untuk Putri Ong
Tien Nio. Inilah sebabnya mengapa terdapat begitu banyak keramik dengan kondisi
baik dan berornamen unik juga gambar yang menarik seperti burung, orang
berpakaian khas Tionghoa dan bunga-bunga. Rupanya keramik-keramik aneka warna
yang terintegrasi di dinding itu dibawa oleh Putri Ong Tien Nio dari China.
Keistimewaan dari makam Sunan Gunung Jati ini memiliki
gaya arsitektur yang unik, kombinasi dari Jawa, Arab, dan China. Arsitektur
Jawa terdapat pada atap bangunan yang berbentuk seperti limas an. Arsitektur
China terdapat pada desaign dinding makam yang penuh dengan hiasan keramik dan
porselin. Selain menempel pada dinding makam benda-benda yang berada disana
juga antik terpajang pada sepanjang jalan makam tersebut, benda-benda itu sudah
berumur luamayan tua yang berumur ratusan tahu dan kondisinya terawatt. Benda
itu dibawa oleh istri Sunan
Gunung Jati, Nyi Mas Ratu Rara Sumandeng dari Cina sekitar abad ke-13 M.
Sedangkan arsitektur Timur Tengah terletak pada hiasan kaligrafi yang terukir
indah pada dinding dan bangunan makam itu.
Keunikan
lainnya tampak pada adanya sembilan pintu makam yang tersusun bertingkat.
Masing-masing pintu tersebut mempunyai nama yang berbeda-beda, secara berurutan
dapat disebut sebagai berikut: pintu gapura, pintu krapyak, pintu pasujudan,
pintu ratnakomala, pintu jinem, pintu rararoga, pintu kaca, pintu bacem, dan
pintu kesembilan bernama pintu teratai. Semua pengunjung hanya boleh memasuki
sampai pintu ke lima saja. Sebab pintu ke enam sampai ke sembilan hanya
diperuntukkan bagi keturunan Sunan Gunung Jati sendiri.
Akses ke Makam
Sunan Gunung Jati berjarak kurang lebih 6 km ke arah utara dari Kota Cirebon.
Untuk menuju lokasi makam ini pengunjung dapat menggunakan kendaran pribadi
(mobil) atau naik angkutan umum (bus) dari Terminal Cirebon. Dari terminal ini,
pengunjung naik bus jurusan Cirebon—Indramayu dan turun di lokasi. Perjalanan
dari Cirebon menuju lokasi makam ini biasanya membutuhkan waktu kurang lebih 15
menit.
Tempat Wisata Kuliner Di Cirebon
Kuliner di Cirebon dikenal dengan kota wali dan kota udang
dengan berbagai sajian kuliner yang banyak. Beberapa masakan khas yang tidak
diboleh lewatkan di Cirebon seperti, Sega Jamblang, Sega Lengko, Empal Gentong,
Docang, Tahu Genjrot, Kerupuk Melarat, Mendoan, Sate beber, Mi Koclok, Empal
Asem, Nasi Goreng Cirebon, Ketoprak Cirebon, Bubur ayam Cirebon, Kerupuk Udang.
Begitu pula, objek wisata religi seperti makam sunan gunung jati. Jalur pantura
tentu akan melewati Cirebon, salah satu Kota yang berada di pesisir utara Jawa.
Cirebon merupakan penghubung antara Jakarta-Cirebon-Semarang-Surabaya.
Jika anda singgah sejenak di di Cirebon di obyek wisata
seperti komplek Makam Sunan Gunung Jati di Gunung Sembung sekitar 15 km kearah
barat pusat kota, Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Masjid At Taqwa, kelenteng
kuno, dan bangunan-bangunan peninggalan zaman Belanda.
Situs Lawang Gede
adalah tempat bersejarah peninggalan kerajaan Singapura berupa sebuah lawang
atau yang di bahasa Indonesiakan dengan Pintu. Situs Lawang Gede ini merupakan
pintu terbesar yang digunakan sebagai pintu gerbang kerajaan, Lawang Gede itu
tersimpan pada sebuah bangunan yang dihiasi berbagai piring antic pada
dindingnya. Dari Lawang Gede tidak jauh terdapat sebuah Jambang atau tempat air
kuno yang dihiasi berbagai macam korai terumbu karang yang sekelilingnya
menurut kepercayaan masyarakat disana air Jambang tersebut memberikan berkah
dan keinginan, sehingga banyak wisatawan yang berziarah kesana atau berwisata
kesana sengaja untuk meminta berkah dan semoga keinginannya terkabulkan. Letak
Situs Lawang Gede terdapat di Desa Mertasinga, kecamatan Gunungjati jl. Sunan
Gunung jati, kabupaten Cirebon.
Tertarik untuk berwisata ke
kabupaten Cirebon? Karena tempat wisata di Kabupaten Cirebon berpotensi sebagai
tempat wisata bersejarah, tempat wisata religi, tempat wisata mengenal kuliner
khas Cirebon dan bisa merasakan keindahan alam yang berada di Cirebon.
Refrensi
0 komentar:
Posting Komentar